Batik yang telah diresmikan UNESCO sebagai warisan budaya dunia (nonbenda) yang berasal dari Indonesia pastinya membuat geliat industri & pecinta Batik semakin meningkat.
Tapi pertanyaan diatas bisa jadi bahan renungan buat kita, apakah benar Batik Indonesia akan menjadi tuan rumah di negeri sendiri? Apakah motif batik Indonesia akan menjadi pilihan bagi penggemar fashion?
Hal ini tentu karena akan segera masuknya produk-produk China ke pasar bebas, yang bisa saja menjadi makin terpepetnya pengrajin-pengrajin Batik Indonesia yang rata-rata bekerja dan memproduksi batik dalam sentra home industry dengan modal kecil & seringkali tanpa panduan fashion guidance yang up to date. Bahkan saat inipun, produk-produk Batik China sudah menyerbu ke perbagai sentra penjual batik di Indonesia. Dalam hal ini, tentu dibutuhkan komitmen pemerintah untuk mampu semakin melindungi pengrajin Batik.
Sebenarnya kekhawatiran tersebut tidak perlu menghantui para pengrajin Batik di Indonesia, selama mau untuk selalu up to date, mengikuti perkembangan fashion dan tidak gagap teknologi. Selain itu Cinta Batik Indonesia terutama bagi masyarakat Indonesiapun akan sangat membantu menjadikan Batik ‘aseli’ Indonesia menjadi tuan rumah bagi bangsa kita sendiri.
Seperti diungkapkan Profesor Masakatsu Tozu, Wakil Dekan Fakultas Ilmu Politik dan Ekonomi Universitas Kokushikan Tokyo, Jepang, yangmengaku jatuh cinta kepada batik sejak 1970-an saat mempelajari gagasan politik Presiden Soekarno serta mengkoleksi sekitar 4.000 helai batik Nusantara, bahwa ‘Bila masyarakat Indonesia mencintai batik dan mengenakannya serta tak beralih pada pakaian modern, Tozu yakin batik akan lestari’.
0 comentarios:
Publicar un comentario